Hukum Mubtada Khobar dan Ta'rif Alfiyah nya

Mubtada Khobar

Apa itu mubtada dan khobar? Lalu apa definisi ta'rif nya menurut para ulama dan kitab Al-fiyah? - Jawabannya akan anda dapatkan di postingan ini. Di dalam kitab Al-fiyah, mubtada adalah yang pertama di bagian murakabat setelah mufradat. Mufradat adalah satu kesatuan dari setiap kalimat, contohnya seperti isim, fi'il, fa'il, maf'ul, dhorof dan masih banyak lagi, sedangkan murakabat adalah susunan dari mufradat contohnya seperti pada jumlah (gabungan) baik itu adalah jumlah fi'liyah (jumlah yang diawali oleh fi'il) susunannya yaitu fi'il, fa'il lalu maf'ul atau apapun, jika pada jumlah ismiyah (jumlah yang diawali oleh isim) susunannya yaitu mubtada lalu khobar.

Seperti yang saya katakan diatas, jumlah mubtada dan khobar nya juga disebut sebagai jumlah ismiyah, karena memang diawali oleh sebuah isim yaitu mubtada lalu di ikuti khobar maupun fa'il sadda masaddal khobar. Adapun ta'rif atau definisi mubtada menurut para ulama yaitu:
هو الإسم المرفوع العار عن العوامل الفظية غير الزائدة
Yang artinya, adalah sebuah isim yang di rafa' kan yang sepi dari setiap 'amil yang merupakan bangsa lafadz kecuali 'amil lafdzi yang zaidah (pelengkap).

Adapun contohnya jumlah mubtada dan khobar seperti lafadz zaidun qoimun (زيد قائم) yang artinya zaid adalah yang sedang berdiri, lafadz zaidun (ٌزيد) menjadi mubtada, sedangkan mubtada adalah isim yang harus di rafa' kan, alamat (ciri) rafa' nya lafadz zaidun yaitu dhomah dhohiroh karena isim mufrad (yang alamat rafa' nya adalah dhomah), lafadz qoimun diatas menjadi khobar nya, sama seperti mubtada, khobar juga di rafa' kan, alamat rafa' nya lafadz qoimun yaitu dhomah dhohiroh juga, singkatnya seperti itu, karena akan saya bahas pada bagian hukum mubtada dan khobar di bawah.

Bagaimana jika di lengkapi dengan 'amil lafdzi zaidah seperti pada ta'rif (definisi) diatas, contohnya seperti lafadz bihasbika dzirhamun (بحسبك درهم) lafadz bihasbika yaitu menjadi mubtada, sedangkan mubtada harus di rafa' kan, alamat rafa' nya yaitu adalah dhomah mukadarah (hanya kira kira nya) kenapa? Karena dhomah nya tertindih oleh harakat kasrah yang di perintah oleh hutuf ba (ب) yang notabennya adalah huruf jar (huruf yang suka memerintahkan jar kepada kalimat setelahnya) yang alamatnya jar nya adalah kasrah.

"Bihasbi" jar bukan? Iya lah, kalau rafa' jadinya "hasbu". Sedangkan huruf kaf nya (ك) adalah menjadi fa'ilnya, yang mana adalah sebuah dhomir, sedangkan dhomir adalah kalimat yang mabni dan bukannya mu'rab. Begini, pada kalimat bihasbika diatas, "ka" nya yaitu menjadi fa'il yang mana fa'il haruslah di rafa' kan, alamat rafa' nya dhomah mukadarah, kenapa? Ya, karena mabni, dia itu "ka" (dhomir) mau ketika rafa', nasab maupun khafad tetap saja "ka" tidak berubah menjadi "ku" maupun "ki", seperti itu.

Hukum

Seperti yang sudah berkali-kali saya katakan diatas, hukum i'rab nya mubtada yaitu adalah rafa'. Kenapa demikian? Ya, namanya juga hukum, yang mana adalah sesuatu yang tidak sepantasnya ditanyakan "kenapa?", "why?" masalah buat loe? Udah lah pasrah aja, itu udah dari sana nya. Ini paragraf emang bener bener kaga penting ya.

Adapun hukumnya mubtada tertulis di dalam kitab yang luar biasa cetar membahana yaitu kitab Al-fiyyah yang mana adalah salah satu mahakarya dari Imam Maliki yang mana juga adalah seorang gurunya Imam Nawawi. Berikut ulasannya:
ورفعوا مبتدأ بالإبتدا # كداك رفع خبر بالمبتدا
Yang artinya, rafa' kan lah mubtada yaitu oleh ibtida, sama seperti rafa' nya mubtada oleh ibtida, rafa' nya khobar juga oleh mubtada. Ya, makna nya kurang lebih seperti itu, pusing kah? Rasain! Haha...

Lebih jelasnya, mubtada kan hukum i'rab nya mesti di rafa' kan? Emang disuruh siapa sih? Yaitu karena di perintah oleh ibtida, lalu apa itu ibtida? Ibtida adalah sebuah amil (yang memerintah) lebih tepatnya adalah amil maknawi, jadinya mesti jelasin amil dulu nih.

Intinya amil terbagi menjadi dua bagian, ada amil lafdzi seperti yang sudah saya contohkan diatas yaitu bihasbika dzirhamun, "bihasbi" itu sedang dalam tingkah jar karena memang diperintah oleh "bi" jadinya "hasbi" kalo rafa' ya "hasbu", singkatnya seperti itu, amil nya sudah jelas adalah huruf jar yaitu "bi" (ب). Dan pada bagian kedua ada juga 'amil maknawi. Ya, hanya sebatas makna tidak ada pada nyatanya. Untuk lebih jelasnya nanti akan saya jelaskan di postingan khusus untuk amil, tapi entah kapan. :D
Jika rafa' nya mubtada yaitu oleh ibtida yang merupakan amil maknawi, maka seperti kutipan dari salah satu bait didalam kitab Al-fiyah diatas, rafa' nya khobar adalah oleh mubtada nya. Udah jelas kan? Udah donk, capek tau! :D

Perlu anda ketahui juga, bahwa pada dasarnya sebuah mubtada dan khobar nya haruslah mutabaqah atau dalam kata lain mungkin serasi, yaitu diharuskan lah sama keadanya atau lebih jelasnya "sehati" baik itu pada mudzakar ataupun mu'anasnya juga pada nakirah ataupun makrifat nya dan juga pada mufrad, tasniyah, ataupun jamak nya cieee... Misalnya Jika sebuah mubtada dalam keadaan mufrad lalu mubtada itu kalimat mudzakar dan juga makrifat, maka khobar nya juga haruslah demikian! Mufrad mudzakar nakirah, seperti itu.

Yaudah sampai disini saja, nantikan artikel selanjutnya yang akan saya bahas yaitu "mubtada yang disertai fa'il bukannya khobar". Terima kasih!

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Hukum Mubtada Khobar dan Ta'rif Alfiyah nya"

ragam suara mengatakan...

kunjungan balik gan..